Saturday, May 2, 2015

Pentingnya Berterimakasih

Malam itu, saya sedang dalam perjalanan pulang—baru saja selesai mengikuti kursus Matematika—ketika sesuatu mengusik pikiran saya.  Tidak, bukan pelajaran Matematika yang mengusik pikiran saya. Namun, seulas senyum guru saya.

Seulas senyumnya yang diberikannya, tepat setelah saya berkata terima kasih pada beliau. Ada ekspresi terkejut bercampur dengan  bingung yang tersirat dari wajahnya, seolah kata “Terima Kasih” dari seorang murid baru pertama kali ia dengar.

Keesokan harinya, saya mulai mengamati sekitar. Begini hasil pengamatan saya: saya tidak mendapati seorang pun yang mengatakan terima kasih setelah jam kursus berakhir. Kebanyakan dari mereka hanya mengatakan “Pulang, kak,” lalu, berjalan keluar menuju pintu begitu saja, tanpa mengatakan terima kasih. Seolah-olah pelajaran yang barusan mereka dapatkan berasal dari angin, bukan dari seorang guru. 

Kenyataan ini membuat saya mengerti, mengapa ekspresi guru saya begitu terkejut ketika mendengar kata “Terima Kasih” dari mulut saya. Ini karena, guru saya belum pernah mendengar  dua kata itu dari mulut murid-murid lain. Dan kalau boleh saya tebak, beliau senang ketika mendengar kata “Terima Kasih” terlontar dari mulut saya, mengingat seulas senyum lebarnya yang diberikan kepada saya malam itu.

Sejak saat itu, saya mulai membiasakan diri dan orang-orang yang berada di dekat saya untuk mengatakan terima kasih. Sekecil atau sebesar apapun pertolongan yang diberikan seseorang kepada saya, haruslah dibalas dengan kata terima kasih, begitu prinsip saya.

“Terima Kasih”

Dua kata, namun mempunyai banyak makna.

Dua kata yang sederhana, namun memiliki kuasa.

Dalam hal sekecil apapun, kata "Terima Kasih" sangatlah penting.

Sebagian orang mungkin merasa terlalu malu untuk mengucapkan kata terimakasih. Entah karena takut merasa canggung, atau gengsi untuk mengatakannya. Ini yang harus dihentikan dan diubah. Jangan pernah menunda-nunda untuk mengatakan “Terima Kasih”. Mungkin kebaikan dan kesempatan bisa datang dua kali, namun kebaikan dan kesempatan tidak akan pernah datang untuk kedua kalinya dengan rasa yang sama.

Sebenarnya, berterimakasih adalah sesuatu yang berupa insiatif masing-masing. Tidak perlu diajari atau diberitau, karena dua kata tersebut benar-benar berasal dari hati. Namun mengingat manusia butuh dididik terlebih dahulu agar dapat berjalan di jalan yang benar, membiasakan diri dan sekitar untuk berkata “Terima Kasih” adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Mulai dari yang sederhana saja. Mengucapkan terimakasih kepada penjaga lift di mall, cleaning service di toilet, atau pada seorang kasir supermarket. Mungkin anda berpikir, buat apa kita berterima kasih pada mereka? Bukankah itu sudah tugas dan kewajiban mereka untuk melakukannya? Mengapa kita harus berterimakasih, sedangkan kita juga membayar mereka? Bukankah sudah setimpal, mereka mendapatkan uang, dan kita mendapatkan bantuannya?

Ingat, tidak semua bisa dibeli dengan uang. Ya, mereka memang ‘bekerja’ untuk kita. Kita membayar ‘pekerjaan’ mereka. Namun terkadang uang bukanlah yang utama. Mereka juga manusia, mereka menghirup udara yang sama dengan kita, dan mereka juga butuh dihargai. Dengan mengatakan terima kasih, sebenarnya itu juga merupakan bentuk kita menghargai mereka. Menghargai pekerjaan dan bantuan yang mereka lakukan untuk kita.

Berterimakasih itu sendiri bisa dilakukan dengan banyak cara. Kalau melihat anak kecil, mereka berterimakasih karena disuruh. Beranjak remaja, mereka melakukannya cenderung karena ikut-ikut teman. Ada yang mengatakannya karena memang tulus, ada yang mengatakan karena merupakan kebiasaan sendiri, namun ada juga yang tidak mengatakan sama sekali, sakin cueknya.
Lantas, bagaimana seharusnya kita berterimakasih?

Jawabannya sederhana, berterimakasihlah ketika kamu merasa terbantu. Berterimakasihlah dari hati. Biarkan kata “Terima Kasih” itu terlontar dengan sendirinya, bukan karena kebiasaan, atau karena ikut-ikut teman.

Kita semua perlu bahkan harus menanamkan sikap berterimakasih sejak dini. Mengapa? Agar ucapan terima kasih yang keluar dari mulut kita bukan hanya sekedar ucapan kata-kata tanpa makna, atau meniru-niru saja, tetapi sebuah nilai hidup.

Ini alasan mengapa ucapan terima kasih sangat dahsyat maknanya. Dua kata tersebut mampu menembus hati seseorang. Manusia hidup itu butuh penghargaan atas diri mereka. Dan dengan mendengar kata “Terima Kasih”, menjadikan seseorang merasa dihargai.


“Rasa terimakasih adalah sebuah bentuk ketulusan di dalam diri seseorang. Semakin seseorang pandai mengucapkan rasa terimakasih, semakin banyak kebaikan yang akan di dapatkannya. Semoga kita termasuk dari orang-orang yang pandai berterimakasih terhadap sesama.”